8 Kode Etik Para Ksatria Samurai yang Patut Dicontoh
1. Gi (義 – Integritas) / Menjaga Kejujuran.
Seorang Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran. Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas mengandung arti jujur dan utuh.
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.
2. Yū (勇 – Keberanian) / Berani dalam menghadapi kesulitan.
Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan.
Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan.
Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.
3. Jin (仁 – Kemurahan hati) / Memiliki sifat kasih sayang.
Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang). Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli.
Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan.
Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.
4. Rei (礼 – Menghormati) / Hormat kepada orang lain.
Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu.
Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.
5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-ikhlas / Bersikap Tulus dan Ikhlas.
Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.
Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.
6. Meiyo (名誉 – Kehormatan) / Menjaga kehormatan diri.
Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas.
Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara perilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak berguna.
7. Chūgo (忠義 – Loyal) / Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang.
Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
8. Tei (悌 – Menghormati Orang Tua) / Menghormati orang tua dan rendah hati.
Samurai sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya.
Mereka harus memahami silsilah keluarga juga asal-usulnya. Mereka fokus melayani dan tidak memikirkan jiwa dan raganya pribadi.
Sumber :
korem-023ks.mil.id
"Seorang ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Dengan cara itulah bushido biasa hidup."
Seorang Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran. Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas mengandung arti jujur dan utuh.
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.
2. Yū (勇 – Keberanian) / Berani dalam menghadapi kesulitan.
"Pastikan kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan latihan selama ribuan hari". (Miyamoto Musashi)
Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan.
Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan.
Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.
3. Jin (仁 – Kemurahan hati) / Memiliki sifat kasih sayang.
"Jadilah yang pertama dalam memaafkan."(Toyotomi Hideyoshi)
Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang). Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli.
Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan.
Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.
4. Rei (礼 – Menghormati) / Hormat kepada orang lain.
"Apakah kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu.
Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.
5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-ikhlas / Bersikap Tulus dan Ikhlas.
"Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya." (Toyotomi Hideyoshi)
"Perkataan seorang samurai lebih kuat daripada besi." (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.
Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.
6. Meiyo (名誉 – Kehormatan) / Menjaga kehormatan diri.
"Jika kau di depan publik, meski tidak bertugas, kau tidak boleh sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan." (Kode Etik Samurai)
Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas.
Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara perilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak berguna.
7. Chūgo (忠義 – Loyal) / Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.
"Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas." (Kode Etik Samurai)
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang.
Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
8. Tei (悌 – Menghormati Orang Tua) / Menghormati orang tua dan rendah hati.
"Tak peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa hormat dan peduli pada pimpinan dan orang tua, maka kau tak bisa dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai. (Kode Samurai)."
Samurai sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya.
Mereka harus memahami silsilah keluarga juga asal-usulnya. Mereka fokus melayani dan tidak memikirkan jiwa dan raganya pribadi.
Sumber :
korem-023ks.mil.id
Samurai berbudi luhur, jangan taunya maen tebas aja :D
ReplyDeleteKirain dulu samurai itu kejam logh.....
ReplyDeleteternyata mereka lebih terhormat dari yang saya bayangkan....
lebih terhormat lah dari pada tni, polri ama dpr nya indon
ReplyDelete9. Jah (Mejajah Negara2 yang lemah)
ReplyDeleteSeperti yang dilakukan jepang saat sebelum kalah perang dunia 2 thd ngara2 Asia10. Nat (Mengkhianati Negara yg sudah banyak membantu)
Seperti yang dilakukan Jepang terhadap Pearl Harbor-nya Amerika. Negara yg sudah membantu Jepang menjadi Negara Modern. Pada saat itu Amerika bisa saja menjajah negara seperti Jepang yang masih belum mengenal senjata2 canggih. Namun Amrik malah dg baik hati mengajarkan teknik2 modern
11. Ri (Harakiri kalo pemimpin mati / GEBLEK)
12. Ban (Korbankan para prajurit yg sudah setia kepada Negara)
Seperti nasib prajurit Jepang yg jadi prajurit Kamikaze
13. Gal (Tinggalkan teman yg sedang terluka saat perang / biarkan aja mampus)
14. Tcu (Pakai tulisan bahasa negara lain (China) lalu jajah negara yg dipakai bahasanya itu)
9. Jah (Mejajah Negara2 yang lemah)
ReplyDeleteSeperti yang dilakukan jepang saat sebelum kalah perang dunia 2 thd ngara2 Asia
10. Nat (Mengkhianati Negara yg sudah banyak membantu)
Seperti yang dilakukan Jepang terhadap Pearl Harbor-nya Amerika. Negara yg sudah membantu Jepang menjadi Negara Modern. Pada saat itu Amerika bisa saja menjajah negara seperti Jepang yang masih belum mengenal senjata2 canggih. Namun Amrik malah dg baik hati mengajarkan teknik2 modern
11. Ri (Harakiri kalo pemimpin mati / GEBLEK)
12. Ban (Korbankan para prajurit yg sudah setia kepada Negara)
Seperti nasib prajurit Jepang yg jadi prajurit Kamikaze
13. Gal (Tinggalkan teman yg sedang terluka saat perang / biarkan aja mampus)
14. Tcu (Pakai tulisan bahasa negara lain (China) lalu jajah negara yg dipakai bahasanya itu)
Kalu yang ini tidak patut dicontoh.
ReplyDeleteTiada gading yang tak retak...
ada yang kurang,masa hidup tidak lebih dari sebuah bulu,ga usah hidup kalo gitu dong
ReplyDeleteudah bagus secara fisik
pinter lagi , eh ga mensyukuri hidup
pantesan aja jepang kena tsunami terus
BEGI2...............
ReplyDeleteBuruknya manusia hanya mencari-cari kekurangan pda orang lain, mrasa dri pling brilmu n pling bnar, tdk kah lbh baik mngambil hikmah n tindakan slnjtnya?
ReplyDeleteikutin yg baiknya aja yg jelek nya yasudah lah tidak usah diungkit-ungkit toh smwa manusia pasti punya salah..
ReplyDelete15. tes (protes aja lo). macam kau dah orang yang paling hebat aja.
ReplyDeleteYah memang ga paling hebat masih ada yang lebih hebat.
ReplyDeleteTapi senggaknya saya masih bersyukur bisa hidup
itu sih sebagian kecil yg punya sifat kaya gitu,,namun sebagian besar samurai adalah sang pembantai yang kejam.....
ReplyDeletebner2 patut di contoh
ReplyDeleteKode etik yg aneh...bener tuh ais.
ReplyDeleteSamurai2 dulu emang berbudi luhur..
ReplyDeletesaya kira substansi dari 8 kode etik itu sangat mulia. mungkin itu yang harus kita tekankan dan diterapkan.
ReplyDeletesekiranya saya kira bangsa indonesia sendiri juga mempunya hal itu, tapi agak nya belakangan kode etik indonesia itu perlahan mulai hilang. mudah2an kita bisa membaikan indonesia.
tetapi samurai jarang mengamalkan ke 8 kode etik itu, pantes aja baru 50 tahun udah punah
ReplyDeletecall me.... samurai,
ReplyDelete