Lampu Kamar Jangan Bikin Silau Kalau Tak Ingin Kualitas Tidur Dikorbankan


Foto: thinkstock

Agar anaknya bisa terlelap, sejumlah orang tua membelikan lampu warna-warni yang bisa berputar untuk sang buah hati.

Ketika dinyalakan, lampu ini akan memantulkan bayangan berbentuk hewan atau bintang dan benda langit lainnya ke dinding sebagai teman tidur si anak.

Padahal untuk tidur, cocoknya hanya menggunakan lampu tidur yang pancaran cahayanya tidak begitu terang. "Kalau kelap-kelip sebenarnya malah merangsang untuk bangun ya. Sebaiknya kalau memang terbiasa tidur pakai lampu, pakai lampu redup saja," tandas dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra.

Upaya ini, dijelaskan dr Rima, bertujuan untuk membantu jam biologis agar dapat mengenali waktu istirahatnya, termasuk melancarkan pelepasan hormon tidur atau melatonin yang hanya dapat bekerja secara maksimal bila paparan cahayanya minim atau gelap sekalian.

Opini berbeda pun dikemukakan dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran. Baginya lampu kelap-kelip bukanlah persoalan besar untuk tidur.

"Kalau memang terbiasa kelap-kelip, ya nggak apa-apa asal redup," timpal dr Ade

Di sisi lain ia mengatakan, tidur dalam kondisi terang benderang pun tak ada ruginya. "Kalau dia tidurnya lebih nyenyak saat tidur dengan lampu nyala dan bangun dengan fresh sih ya nggak masalah," tegasnya.

Khusus untuk mereka yang mengalami kesulitan tidur atau insomnia, dr Rima memberi resep agar mereka tidur dalam keadaan kamar gelap. Lagi-lagi ini terkait dengan siklus hormonal tubuh yang mengatur pola tidur seseorang.

Tak hanya lampu, tidur di depan TV pun ditengarai akan mengurangi kualitas tidur. "Bagi orang yang kesulitan tidur (insomnia) jangan sampai ketiduran depan TV. Nanti begitu tidur, terbangun gara-gara TV nggak bisa tidur lagi," urai dr Rima.

Selain bising, cahaya yang menyilaukan dari pesawat TV juga dapat merusak ketenangan tidur. Untuk itu dr Rima mengatakan, ruang tidur idealnya steril dari TV maupun benda-benda rekreatif lainnya, seperti gadget.

"Karena kamar tidur fungsinya untuk relaksasi tubuh, ya buat tidur aja," lanjutnya.

Selain soal kenyamanan, paparan cahaya di malam hari, baik dari lampu kamar atau gadget, diketahui dapat menghambat pelepasan hormon melatonin sehingga sel-sel kanker payudara menjadi makin kuat, bahkan kebal terhadap salah satu pengobatan yang biasa digunakan pasien kanker payudara, Tamoxifen.

"Tingkat melatonin tinggi di malam hari membuat sel-sel kanker payudara 'tidur' dengan mematikan mekanisme pertumbuhan utama mereka. Namun ketika lampu menyala dan jumlah melatonin menurun, sel-sel kanker payudara 'bangun' dan tidak terpengaruh oleh Tamoxifen," ujar peneliti David Blask dari Tulane University, AS.

Studi lain yang dilakukan Institute of Cancer Research, London terhadap 113.000 orang membuktikan perempuan cenderung akan memiliki lingkar pinggang yang lebih besar jika tidur dengan lampu terang-benderang sepanjang malam.

Sumber:

Comments