Atlet Bocah China: Disiplin atau Siksaan?


Olahraga adalah bisnis yang serius di Sekolah Shichahai, ada lebih dari 300 sekolah elit, yang kontroversial, yang didanai pemerintah dan dikhususkan untuk pelatihan generasi berikutnya dari atlet Cina", tulis Telegraph dalam laporan yang diterbitkan sebelum Olimpiade Beijing.


Pelatihan untuk olahraga dimulai pada usia sangat dini di Cina. Sebagian besar dibina di usia enam tahun dan dikirim ke sekolah olahraga khusus bersama dengan ribuan  anak lainnya yang menunjukkan bakat.

Mayoritas tidak lulus seleksi, tetapi bagi mereka yang lulus, mereka mendapat tekanan yang intens untuk menang. Sekitar 600 anak usia antara 6 dan 18 tahun, dari seluruh Cina, penuh waktu berlatih di Sekolah Olahraga Shichahai.


Enam hari seminggu, mereka belajar di pagi hari dan berlatih selama empat jam di sore hari. Orangtua diperbolehkan untuk melihat anak-anak mereka hanya pada akhir pekan, tetapi di ruangan yang terpisah, para orang tua ini membawa harapan anaknya akan menuai kemenangan dan kemewahan sebagai juara Olimpiade.

Orang tua dari atlet yang miskin dijanjikan akan diberikan sebuah rumah di kampung halaman mereka oleh biro olahraga lokal. Yang lain hanya ingin pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka.

Shichahai telah memainkan peran utama dalam memproduksi atlet top untuk negara yang banyak memenangkan medali emas di Olimpiade.


Tetapi untuk semua keberhasilannya, sekolah, dan sistem pendidikannya, telah dituduh terlalu keras dalam mengekspos dan mendidik para calon atlet muda mereka, dan bahkan menyalahgunakan anak-anak.

Pada kunjungan ke Shichahai pada tahun 2005, juara Olimpiade dayung empat kali dari Inggris Sir Matthew Pinsent mengatakan ia melihat seorang anak gadis 7 tahun yang menangis karena dipaksa untuk melakukan handstands, dan anak laki-laki dengan tanda cap di punggungnya.


Wajah mereka terlihat tegang seperti menahan sakit tetapi mereka tidak mengeluarkan suara. Para pelatih begitu ketat dan tidak pernah tersenyum. Beberapa pelatih dituduh sering melakukan pemukulan pada siswanya.

Dalam satu kasus, Sekolah Atletik Liaoning Anshan ditemukan telah memberi doping pada murid-muridnya di usia 15 tahun, dengan hormon erythropoietin (EPO) dan testosteron.


Wu Yigang, seorang profesor di Shanghai University, mengatakan kepada Washington Post, "Beberapa sekolah khusus olahraga dapat disamakan dengan 'pabrik perakitan' atlit. Mereka sering membutuhkan 6 jam atau lebih pelatihan dalam sehari. Banyak atlet China telah mencurahkan begitu banyak waktu mereka untuk pelatihan mereka sehingga tidak bisa melampaui pendidikan di atas kelas lima. "


Ketika anak-anak meninggalkan sekolah atletik, mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka tidak memiliki keterampilan. Komisi olahraga lokal kadang-kadang memberikan pekerjaan, tetapi pada akhirnya, banyak dari mereka menjadi pekerja pabrik.

Beberapa atlet dijanjikan pekerjaan sebagai polisi ketika mereka pensiun, tapi janji-janji sering diingkari.


Harian China Sports memperkirakan bahwa 80 persen dari pensiunan atlet Cina menderita masalah kesehatan kronis, pengangguran,dan kemiskinan akibat dari latihan yang berlebihan.


Anak-anak ini sudah berani menjalani proses yang sangat sulit jadi wajar sekali kalau mereka bisa menjadi juara. Bagaimana pendapat kamu?

Sumber :
beritahebohterkini.blogspot.com

Comments

  1. Harus bersyukur masih hidup dengan layak dan diberi kebebasan di sini :)

    ReplyDelete
  2. mantap itu latihan fisik dari kecil

    ReplyDelete
  3. Di China memang begitu, gak heran banyak atletnya yang menang dapet emas waktu olimpiade

    ReplyDelete
  4. Terlalu berlebihan kl menurut ku, memberi semangat dan motofasi serta disiplin sejak dini tanpa kekerasan fisik akan jauh lebih baik bagi perkembagan emosional anak di kala dewasa

    ReplyDelete
  5. tidak alami, hanya mengejar prestasi/prestise semata seperti stadion sarang burung(nest) yg mulai karatan.(politik mercu suar)

    ReplyDelete
  6. Untuk prestasi memang baiknya seperti ini, tp untuk jadi manusia yang berharga kan gak hanya melalui olah raga .........
    Gak ada prestasi yang didapat dengan mudah, inilah yang terjadi di indonesia, latihannya banyak kompromi akhirnya prestasinya juga memalukan ...... Kalau anak sy ya pasti gak bakal sy izinkan utk ikut program ini, masih banyak hal lain yang bisa dilakukan utk bangsa dan negara kok yang

    ReplyDelete
  7. kasihan masih kecil gitu.. masih butuh bermain

    ReplyDelete
  8. mantab gundulmu, coba kalo kamu disuruh gitu dari kecil, kamu nggak mungkin bisa komentar di sini.

    ReplyDelete
  9. negara komunis mah mang kya gitu....serba keras dalam mendidik. untuk negara gw negara demokrasi...Minyak Solar

    ReplyDelete
  10. harusnya itu diterapkan 10 kali lebih dari cina di indonesia buat anggota dewan yang ada di senayan nichh ,,,,,biar ngak jadi maling duit rakyat

    ReplyDelete
  11. Rahmad Rumansyah11 May 2012, 13:17:00

    ga manusiawi. kecuali kalau memang atas hobi atau kehendak si anak itu sendiri. banyak yang kayaknya terpaksa masuk skolah itu karena keluarganya miskin

    ReplyDelete
  12. gagasan untuk mendirikan sekolah olahraga seperti itu cukup bagus, tapi tidak menggunakan kekerasan ..

    ReplyDelete
  13. ga setuju dengan cara2 kaya gitu. itu namanya penyiksaan.

    ReplyDelete
  14. Enny Agustin0913 May 2012, 09:57:00

    biar medali emas yg di dapet gk akan pernah sebanding sama penyiksaanx, apalgi hal2 bruk stelah mreka pensiun.

    ReplyDelete
  15. sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, semua sudah ada takarannya, hal ini jelas tidak baik untuk mereka yang sejatinya membutuhkan waktu bermain

    ReplyDelete
  16.  pengen coba kali dy

    ReplyDelete
  17. telekmu mas. kamu mwkah kyak gitu

    ReplyDelete
  18. my dog is madness :D

    ReplyDelete
  19. Tujuannya memang bagus untuk mengharumkan nama negaranya, tapi latih lah mereka yang sewajarnya, dgn kekerasan tersebut malah membuat mereka STRES...

    ReplyDelete
  20. ada pro ada kontra..

    ReplyDelete
  21. Jonathan_brian9928 Jun 2012, 15:30:00

    Tapi lihat sisi postifnya, mereka sendiri adalah juara olimpiade nasional, kan, Kalau pun itu melebihi batas, pasti sama dunia sudah dikecam dan pasti gak akan diposting di seluruh internet. Kalau udah dikecam sama dunia kayak kucing di kandang 1.000 anjing ganas...(alias: gak bisa ngapa-ngapain)

    ReplyDelete
  22. life is competition but this is not competition at all.

    ReplyDelete

Post a Comment