Persahabatan Kuda Nil dan Kura-Kura
Sehari setelah tragedi tsunami dahsyat Samudera Hindia yang menghantam
Asia dan Afrika, puluhan penduduk desa tepi Pantai Malindi di Kenya
melakukan tugas penyelamatan bersama aparat setempat.
Salah seorang relawan, Owen
Saubion melihat pemandangan ganjil di kawasan tepi pantai itu, seekor bayi kuda nil (masih berusia 1 tahun) itu meringkuk lemas di batu
karang. Kondisinya sangat memprihatinkan. Ia terjebak di antara
gelombang laut dan derasnya air dari muara Sabaki River.
Setelah dirawat, kuda nil itu pun akhirnya dibawa ke Haller Park dekat
Mombasa, sebuah taman suaka margasatwa milik Lafarge Eco Systems' East
African firm, pada 27 Desember 2006. Bayi kuda nil itu kemudian
diberinama Owen, sesuai nama penyelamatnya.
Di suaka margasatwa Haller Park
inilah kisah persahabatan unik itu dimulai.
Petugas suaka menempatkannya di sebuah area untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan kuda nil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan kuda nil lain yang tak mengenalnya. Karena kuda nil sangat agresif dan "fanatik" pada kawanannya, bila ada kuda nil asing mereka bisa saja membunuhnya.
Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Petugas suaka menempatkannya di sebuah area untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan kuda nil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan kuda nil lain yang tak mengenalnya. Karena kuda nil sangat agresif dan "fanatik" pada kawanannya, bila ada kuda nil asing mereka bisa saja membunuhnya.
Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Awalnya, Owen langsung beranjak mendekati Mzee. Namun Mzee sama sekali tak peduli padanya. Hari demi hari Owen selalu mengikuti Mzee ke mana pun ia pergi. Agaknya Owen berupaya mengambil hati Mzee. Seiring waktu dan kegigihan Owen mendekatinya, Mzee akhirnya menerima kehadiran kuda nil muda itu.
Berminggu-minggu kemudian keduanya sudah tampak begitu akrab. Mzee layaknya dianggap sebagai induk oleh Owen, sementara Mzee merasa sebagai orangtua asuh bagi Owen. Bukan hanya dalam kiasan, pada kenyataannya Mzee selalu menjaga Owen dengan kelembutan. Owen juga selalu mematuhi dan senang bermain dengan Mzee.
Ikatan persahabatan mereka mengental bagai sebuah keluarga. Para perawat hewan di Haller Park bingung dengan tingkah dua hewan beda spesies ini. Mereka bagaikan induk dan anak dari satu spesies yang sama.
Apa yang disantap Mzee juga disantap Owen, di mana Owen tidur di situ pasti ada Mazee. Mereka selalu bermain air di kolam bersama, makan bersama, tidur bersama dan berjalan-jalan keliling area taman bersam-sama pula.
Setahun berlalu, namun kedua hewan beda spesies itu semakin lengket.
Keduanya sudah tak terpisahkan lagi. Fenomena ini sungguh mengejutkan
sejumlah besar ilmuwan. Bukannya saja karena peristiwa seperti ini belum
pernah terjadi, tetapi di antara mereka juga sudah mengembangkan
"bahasa" mereka sendiri sebagai sistem komunikasi di antara keduanya.
Bahasa komunikasi lewat suara yang sama sekali belum pernah ditemukan
dalam kelompok kuda nil atau pun kura-kura Adabran.
Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari Owen direspons Mzee pula secara tepat. Selain itu, keduanya juga mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia. Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia. Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka.
Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori.
Sumber: kaskus.us
Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari Owen direspons Mzee pula secara tepat. Selain itu, keduanya juga mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia. Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia. Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka.
Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori.
Sumber: kaskus.us
#1
ReplyDeletewow, bisa mengembangkan bahasa baru juga mereka..bagus tuh..
salut juga 'Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak
mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori'
baca bait terakhirnya..mantab!!
Ga kayak Indonesia, antar suku aja ngga bisa kompak...
ReplyDeleteBoro boro antar suku perorangan aja masih ada yang musuhan
ReplyDeleteHewan aja begitu akrab
ReplyDeletetapi kenapa kita yang sama manusianya tetapi beda suku harus saling bentrok???
jd inget pepatah tp lupa siapa yg buat, tp intinya gini
ReplyDelete'' ketika hewan melakukan sesuatu yg tdk disangka2 atau takjub, maka manusia hanya menyebutkan itu hanyalah insting, akan tetapi ketika manusia melakukan hal itu, maka manusia menyebutnya cerdas"
Kesimpulan yg d ambil, hewan bukan hanya memiliki insting akan tetapi memiliki jg akal, sama dgn manusia, hanya saja tentu dgn keterbatasan2 yg tdk mungkin sama dgn manusia. Hal sprti itu jg d bahas d dalam ilmu psikologi.
mantab . . .
ReplyDeletekeren sobat....
ReplyDelete<a href="http://tekcomjar.blogspot.com>TEKCOMJAR</a>
Hewan aja bisa,,,kenapa manusia ndak bisa???
ReplyDeletejangan2 mereka pacaran....
ReplyDeleteSALUUUUUUUUUUUUUUUT
ReplyDeleteKnp sepertinya manusia malah sulit untuk seperti mereka?? Manusia selalu ribut masalah ras, agama, dll. Apalah manusia kalah dengan hewan?? Manusia yang memiliki akal aja tidak bisa seperti itu, tidak bisa menghormati perbedaan.
ReplyDeletereal relationship
ReplyDeletewew....bisa juga y kya gitu Hewan.Mantap
ReplyDeletewah hebat allah gk cuma memberikan contoh manusia melalui sesama manusia saja tetapi inget waktu pembunuhan antara qabil dan habil ???? Allah menunjukan kepada pembunuh nya bagaimana cara mengubur orang mati melalui burung gagak ...
ReplyDeleteLalu allah juga menunjukan kepada kita melalui persahabatan dan kasih sayang antar spesies hewan... kura - kura dan kudanil... Yang juga sama - sama mahluk allah ...
Kita kan manusia sama di mata allah kepada tidak kita saling menolong dan membantu, kompak, dan bersatu antar suku bangsa, ras...
Kita kan indonesia ... "bhinneka tunggal ika" berbeda - beda tetapi tetap satu jua :::
Mengingatkan ku kepada cerita "Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyet"
ReplyDeletekalo mau begiti harus dari kita sendri dulu.. jngan mnyalahkan sesama manusia..
ReplyDeleteseperti pepatah tak ingat maka tak sayang
ReplyDeletebinatng aja bisa saling membantu. sedangkan qta manusia knph tdk bz sperti itu...????mnsia makhluk tuhan yg sdah hampir smpurna, sdngkan hewan tdk zma dngan qta.tp hwan mmpuxai akal yg sngat sempurna... inagt tu...
ReplyDeletehewan yg baik....
ReplyDeleteAlhamdulillah... Semoga info ini menjadikan kita bisa bersahabat antar sesama. Masa kalah sama binatang... Beeeeehhh..... >:(
ReplyDelete