Badak Jawa Sudah Punah di Vietnam
WWF Internasional memberi pernyataan badak jawa yang ada di Vietnam sudah musnah. Secara resmi tidak ada satu badak pun di Vietnam.
Badak jawa di Vietnam terakhir dibunuh oleh pemburu pada April 2010. Saat itu, peneliti memperkirakan masih tersisa sekitar delapan ekor di Vietnam. Ternyata dugaan tersebut meleset. Berdasar analisis genetik dari 22 sampel feses yang dikumpulkan oleh tim survei WWF pada 2009 dan 2010, terungkap feses itu berasal dari satu badak saja, yaitu badak yang sama yang ditembak oleh pemburu.
Sesungguhnya, badak jawa di Vietnam sempat dinyatakan punah sejak 50 tahun lalu. Namun di tahun 1988 terdapat bukti keberadaannya saat seorang pemburu berhasil membunuh seekor badak. Pemerhati lingkungan begitu gembira karena hewan langka ini ternyata masih ada.
Camera trap pun dipasang di beberapa titik hutan habitat badak tersebut, dan sempat mendapatkan beberapa gambar badak. Hingga akhirnya hilang sama sekali, ketika peneliti menemukan bukti badak terakhir telah dibunuh pemburu.
Semua spesies badak yang ada di dunia sangat terancam oleh perburuan liar. Pasaran harga cula yang tinggi, bisa mencapai US$ 30.000 per buah menjadi penyebab para pemburu terus membunuh tanpa perasaan. Cula badak dicari orang karena menjadi obat tradisional Asia yang mitosnya sangat manjur menyembuhkan beragam penyakit.
Keluarga badak jawa
Badak Jawa tidak hanya berada di Pulau Jawa saja, melainkan tersebar ke beberapa wilayah di Asia. Tercatat, penyebarannya hingga seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara, India dan dataran Tiongkok.
Badak jawa disebut juga badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus annamiticus), masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja.
Ukuran tubuhnya lebih kecil dibanding badak india dan Afrika. Panjang sekitar 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Menurut Eric Dinerstein dalam bukunya The Return of the Unicorns; The Natural History and Conservation of the Greater One-Horned Rhinoceros (2003), badak jawa kemungkinan besar adalah mamalia terlangka di bumi.
Pendapat tersebut diperkuat oleh kenyataan yang ada. Badak jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) tinggal tersisa sekitar 50 badak saja. Keberadaannya semakin rentan terhadap kepunahan karena berbagai penyebab yaitu:
1. Lokasi terlalu dekat Gunung Krakatau. Bila meletus, badak jawa di Ujung Kulon terancam musnah.
2. Bencana alam seperti gempa dan tsunami juga menjadi ancaman.
3. Ruang jelajah badak jawa di tempat ini terbatas karena harus berkompetisi dengan banteng.
WWF berupaya mencari 'rumah kedua' bagi badak jawa. Dari identifikasi terakhir, habitat yang cocok dan aman adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Tinggal menunggu penelitian lebih lanjut apakah mungkin badak jawa di TNUK dipindahkan ke Halimun untuk keberlangsungan populasi mereka.
Ayo selamatkan badak jawa!
Badak jawa di Vietnam terakhir dibunuh oleh pemburu pada April 2010. Saat itu, peneliti memperkirakan masih tersisa sekitar delapan ekor di Vietnam. Ternyata dugaan tersebut meleset. Berdasar analisis genetik dari 22 sampel feses yang dikumpulkan oleh tim survei WWF pada 2009 dan 2010, terungkap feses itu berasal dari satu badak saja, yaitu badak yang sama yang ditembak oleh pemburu.
Sesungguhnya, badak jawa di Vietnam sempat dinyatakan punah sejak 50 tahun lalu. Namun di tahun 1988 terdapat bukti keberadaannya saat seorang pemburu berhasil membunuh seekor badak. Pemerhati lingkungan begitu gembira karena hewan langka ini ternyata masih ada.
Camera trap pun dipasang di beberapa titik hutan habitat badak tersebut, dan sempat mendapatkan beberapa gambar badak. Hingga akhirnya hilang sama sekali, ketika peneliti menemukan bukti badak terakhir telah dibunuh pemburu.
Semua spesies badak yang ada di dunia sangat terancam oleh perburuan liar. Pasaran harga cula yang tinggi, bisa mencapai US$ 30.000 per buah menjadi penyebab para pemburu terus membunuh tanpa perasaan. Cula badak dicari orang karena menjadi obat tradisional Asia yang mitosnya sangat manjur menyembuhkan beragam penyakit.
Foto ilustrasi fosil badak - sumber: forumbadak WWF
Keluarga badak jawa
Badak Jawa tidak hanya berada di Pulau Jawa saja, melainkan tersebar ke beberapa wilayah di Asia. Tercatat, penyebarannya hingga seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara, India dan dataran Tiongkok.
Badak jawa disebut juga badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus annamiticus), masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja.
Ukuran tubuhnya lebih kecil dibanding badak india dan Afrika. Panjang sekitar 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Menurut Eric Dinerstein dalam bukunya The Return of the Unicorns; The Natural History and Conservation of the Greater One-Horned Rhinoceros (2003), badak jawa kemungkinan besar adalah mamalia terlangka di bumi.
Pendapat tersebut diperkuat oleh kenyataan yang ada. Badak jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) tinggal tersisa sekitar 50 badak saja. Keberadaannya semakin rentan terhadap kepunahan karena berbagai penyebab yaitu:
1. Lokasi terlalu dekat Gunung Krakatau. Bila meletus, badak jawa di Ujung Kulon terancam musnah.
2. Bencana alam seperti gempa dan tsunami juga menjadi ancaman.
3. Ruang jelajah badak jawa di tempat ini terbatas karena harus berkompetisi dengan banteng.
WWF berupaya mencari 'rumah kedua' bagi badak jawa. Dari identifikasi terakhir, habitat yang cocok dan aman adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Tinggal menunggu penelitian lebih lanjut apakah mungkin badak jawa di TNUK dipindahkan ke Halimun untuk keberlangsungan populasi mereka.
Ayo selamatkan badak jawa!
"MITOS ????"
ReplyDeletesedih bener d incer cuma karna sebuah mitos yang ga jelas bener apa kgk
Cula badak dicari orang karena menjadi obat tradisional Asia yang MITOSnya sangat manjur menyembuhkan beragam penyakit.
selamatkan badak jaw
ReplyDeletebadak jawa adalah kebanggaan indonesia dan dunia....ayo lindungi mereka
ReplyDeletejadi....badak jawa tinggal berapa di Indonesia?
ReplyDeleteCulanya dibikin buat obat tradisional katanya, kalo dijual mahal. Manusia oportunis banyak sih
ReplyDeleteemang nggak sayang Alam tuh pemburu. X(
ReplyDeleteT.T
ReplyDeletememang ga punya hati tuh pemburu....:(
ReplyDeletecoba kalo dia jadi badak tu...
mau kea mna dy sll diincar sm pemburu....
adain kawin masal aja tuh c badak.biar pd cepet punya keturunan
ReplyDeletewah tinggal 50 ekor doank di indonesia T_T
ReplyDeletemiris banget
percuma kalo kita cuma koment doank...
ReplyDeleteayo kita bergerak untuk menyelamatkan badak jawa...
:)
temen saya ada yng kerjanya di tempat penangkaran badak khususnya badak jawa,,dari cerita2 yang sudah saya dengar dari mereka, pemerintah kurang tanggap dengan permasalahan badak ini..pemerintah juga kurang mendengar suara2 mereka yang bekerja di tempat penangkaran..seharusny pemerintah harus lebih memberikan pendekatan yang khusus sperti negara cina yang dengan sigap terus melakukan penyelamatan populasi terhadap salah satu hewan langka lain nya yaitu panda..kalo perlu datengin lah tenaga kerja dari luar sana
ReplyDeleteudah susah hidup di buru lagi
ReplyDeletekasiaaaan
wah, wajar sih kalo nggak di perhatiin sama pemerintah, yang mereka pikirin kan duit mulu
ReplyDeletenggak cuman badak kok, hutan-hutan di kalimantan juga nasibnya sama, padahal negara lain malah demo supaya pemerintah lebih memperhatikan hutan-hutan tersebut
negara lain peduli, negara kita sendiri acuh tak acuh
kita buru aja para pemburu nya... hahaha...
ReplyDeleteya ampun, nasib badak jawa sama kayak orang utan kalimantan
ReplyDeletedibunuh demi kepuasan manusia..ckck..
dan lagi pemerintah kita khususnya bagian kementrian kehutanan dll itu, acuh banget ya..
parah, dari pada dibunuh semua gitu, mending taro di kebun binatang aja, seengaknya mereka dilindungi lebih baik dari pada dialam liar. padahal hewan macem badak, orang utan,gajah susah dan lama berkembang biaknya..berapa lama lagi kita masih bisa melihat hewan" itu ya?
lebih baik d bangun suaka marga satwa biar hewan hewan yg d lindung tdk punah
ReplyDeletehukum mati para pemburunya biar jera..
ReplyDeletehukumannya jangan di tembak, tetapi di kuliti hingga mati...!
Hukum Pancung aja tuh pemburunya hanya mengincar tanduk doang karena "MITOS" bisa menyembuhkan penyakit...Fuck
ReplyDeleteDASAR PEMBURU DAN PEMERINTAH EMANG MUKA BADAAAKKKKKK!!!!!!!!!!!!!
ReplyDeleteNTAR BENER2 PUNAH BARU NYESELLL
padahal belum ada penelitian ilmiah tentang khasiat cula badak..........
ReplyDelete